03 Januari 2010

Travel to Badur (Part 1)

Kemaren, bertepatan pada tanggal 2 januari 2010, saya diajak pergi ke sebuah lokasi pantai yang bernama Badur.
Tempatnya lumayan jauh, sekitar 2 jam dari rumah. Walaupun jalan yang ditempuh lumayan jauh dan sempat tertunda hampir 3 jam (bayangkan, rencana berangkat jam 12 siang tapi malah berangkat jam 3 sore lebih!), kami tetap berangkat dengan penuh semangatnya, seperti semangat seorang anak SD yang berbakti kepada orang tua-rajin menabung-tidak pamrih-dan-tidak sombong berseragam merah-putih berangkat sekolah! (jreng-jreng!)
Kebarangkatan kita menuju pantai badur terdiri 3 rombongan; Rombongan pertama yang terdiri dari 2 mobil berangkat lebih dulu, sekitar jam 1 siang, sedangkan rombongan kedua adalah mobil yang saya tumpangi, yang terlambat 3 jam dari keberangkatan semula.
Pemandangan yang ditampilkan oleh alam sungguh menggoda; rumput hijau yang terbentang luas, pohon-pohon yang rindang, dan beberapa kambing betina (mbeeeeeekk!!), eh, maksud saya lautan yang luas. Iya, lautan yang luas. Ditambah dengan supir yang sengaja diundang dari mesir, menambah asyiknya perjalanan yang kita tempuh.
Singkat saja,akhirnya kita sampai di tempat kejadian perkara. Rupanya rombongan pertama yang sampai duluan sudah memulai acara utama: RUJAKAN. Untungnya masih ada ronde kedua yang tidak mengecewakan kita. Ketika hidangan (baca: Rujak) telah dipersilahkan, Naluri kebinatangan saya muncul, dan dengan biadabnya saya habiskan rujak tersebut. Oke, jujur, bukan saya sendirian sih, ada beberapa orang yang menemani makan rujaknya. Dan, saya baru sadar, TERNYATA BUKAN HANYA SAYA SAJA YANG KELAPARAN!! "Beberapa orang" yang ikut serta meramaikan rujakan juga pada kelaparan, terbukti dari cara mereka menyantap rujaknya. Intinya, kita rujakan bareng, sesuai dengan sebuah iklan rokok: "ga' ada loe ga' rame..." haha!!
Tapi tunggu, sebelum kita mengepel habis rujak yang disediakan, kita melihat ada beberapa kejanggalan di bagian bumbunya: ada binatang kecil-kecil berwarna putih berenang-renang riang kesana kemari. Setelah kita melihat, meraba, dan menerawang, ternyata...
ternyataaa...
ternyataaaaaaaa...
TERNYATA UDANG SODARA-SODARA!! Dan baru saya ketahui, ternyata ada beberapa udang yang lebih suka berenang di bumbu rujak dari pada di laut lepas!! Kita beri tempuk tangan sodara-sodara!! (plok-plok-plok-plok-plok-plok-plok-plok!!)
Dari pada harus menunggu bumbu rujak yang baru, kita memilih tetap memakan bumbu yang dijadikan kolam renang oleh udang-udang tersebut. Dan ternyata, ada sedikit bonus yang diberikan oleh para udang tersebut: ketika tidak sengaja udang tersebut terikut (terikut, bukan disengaja!) kemakan oleh kita, ada tambahan rasa asin yang menambah nilai plus rujak tersebut. Mantap daaaah... :D
Sekitar jam 6 sore (atau lebih tepatnya malam?), kita sudah bersiap-siap meninggalkan tempat tersebut. Berbekal sebuah tekad yang kuat, akhirnya kita berangkat meninggalkan tempat tersebut setelah sebelum selesai merapikan barang-barang yang dibawa dan mencari barang-barang yang hilang (sepasang sandal dan sepotong sarung). Perjalananpun terus berlanjut, sebab ada sebuah tempat yang akan kita hinggapi sebelum pulang...

[bersambung...]

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ada juga yang kecewa karena PINITIA bulud tdk sesuai jadwal yg jauh2 hari sudah dirancang di Jakarta, belum lagi, ketidak kompakan "karnaval" sehingga "deep purple"nya seorang diri menghadapi para bulud yang.....aaaaaauuuuuuuuuuu....atuuuuuuuuutttt