04 Januari 2010

Travel to Badur (Part 2)

[sambungan dari sebelumnya...]

Sekitar jam... jam berapa yah? pokoknya sehabis Isya', kita sudah sampai ditempat kedua; sebuah RUMAH MAKAN. Uhuy!! Tentunya, setelah kecapekan main air dan main rujak (lho?) di pantai tadi membuat perut kita keroncongan, alias kelaparan. Entah kenapa, kok tiba-tiba saja wajah saya terlihat begitu najongnya, padahal saya masih berada diambang pintunya.
Para rombongan memasuki depot tersebut, saya yang sudah mulai kelaparan dari tadi, walaupun ga' sampai meneteskan air liur ketika melihat makanan yang dipamerkan, tidak mau ketinggalan. Sesuai prediksi saya sebelumnya, saya pasti kesulitan ketika memesan makanan. Tapi, memang pada dasarnya saya orang yang tidak pernah kehabisan ide-ide cemerlang (tsah...!!), saya tinggal minta tolong saja ke kakak saya...
Saya: kak, tolong pesenin dong...
kakak: Mau mesen apa?
Saya: terserah... (udah kelaparan)
kakak: lho, terserah gimana?
Saya: terserah dah... pokoknya bisa dimakan
kakak: emm... gimana ya...
saya: sudah sana pesenin! terserah deh apapun makanannya... (minumnya sekaleng baygon, haha!!)
kakak: (kebingungan)
saya: sudah terserah, sama seperti punya kakak ga' papa kok...
kakak: (berangkat memesan, walau sedikit kebingungan)
Singkat cerita, pesanan makanan saya pun datang, dan saya berusaha untuk tidak meneteskan air liur ketika melihat makanan yang diantarkan; sebuah sup ditambah telor dadar dan sate ayam. Setelah celingukan kanan-kiri persis seperti maling ayam, tanpa basa-basi lagi, dengan ke biadaban bak seekor singa yang menemukan daging segar ketika Afrika dilanda kemarau berkepanjangan, tersapu bersihlah makanan tersebut ke dalam perut saya. Saya memang ga' pernah bisa nahan rasa menggebu-gebu ketika melihat makanan tergeletak begitu saja dengan damainya, kecuali makanan tersebut sudah basi atau sudah berevolusi jadi batu. Kenyang? tentunya, saya memang kenyang setelah menyapu bersih makanannya.
Oke, lumayan kenyang...
Oke, cukup mengenyangkan...
Oke, saya emang kurang...
Tapi, setidaknya perut saya terisi dari pada ngga' sama sekali. :D
Setelah para rombongan selesai menghabiskan makanan masing-masing, bakat narsis saya muncul. Dengan cepat saya ambil kamera, foto sana, foto sini. Persis kayak gorila baru tau kamera. Untungnya, ga' ada korban epilepsi ketika saya beraksi. Ga' lucu aja, klo tiba-tiba ada berita hangat di headline sebuah koran: "Lagi-lagi, Korban berjatuhan akibat kenarsisan seekor anak manusia." AaaAAAaaAAaAAaAaaaAAa....
Setelah selesai basa-basi dan bersendawa dengan kerasnya, akhirnya kita meninggalkan rumah makan tersebut sebelum ada korban yang benar-benar berjatuhan. Walaupun sebenarnya perut masih kelaparan, ya mau gimana lagi, daripada harus nge-gelandang malam-malam dan dikira maling jemuran, saya ikut pulang. Dan perjalanan pulangpun berjalan dengan tenang...

THE END
(Yaaah, kok habis...??)

Tidak ada komentar: